Ada burung lain?... JLEBBB. .. Biasanya kicau burung merdu dan indah di sekitar pantai dengan hamparan pasir yang nyaman sebagai sandaran kapal dan perahu nelayan ini. Tidak dengan pagi itu. Setelah belanja di dalam pasar kemudian keluar menyusuri pinggir pantainya, selain sampah, yang ku lihat adalah seorang lelaki sedang buang air kecil. Keindahan dan merdu kicau burung pun pupus oleh pipis si lelaki paruh baya itu. Yang saya lihat bukan burung Pipit atau burung pantai, tetapi tepat yang saya lihat adalah bu®ungnya. Tetoootttt... Akhirnya berpura-pura tidak tau, tunduk mengarahkan pandangan pada hp lalu lanjut terus berjalan. Apa harus terus lihatin, menghampiri sambil "wow awokawok" begitu? Maaf. Saya tidak sengaja melihat yang itu, akan tetapi apakah pantas kencing dari pagar pinggir pantai? Saking terlalu kebeletnya? Kalaupun jika yang kencing itu adalah orang yang tidak waras, tetapi penjual_pembeli, semua manusia punya hasrat sehat, pun mengalami kebelet buan
Haloo sobat pembaca, sodara-sodari.. Semoga sehat, hari kalian baik dan penuh semangat. Kenalin, ini duo klutong ginge-ginge di tengah hamparan sorgum. Duo klutong; dua 'klutong'. (Klutong hanya sebuah julukan yang saya ciptakan sendiri). Ginge-ginge ; Meringis unjuk gigi. (Bahasa Lamaholot Flores Timur). 😁😁 Duo klutong ginge-ginge ini kerap jadi kekuatan bertahannya manusia sebagai penyumbang bahagia karena yaah ginge-ginge si klutong-klutong ini. Bahkan saat tumbuh jadi remaja puber, mereka masih ginge-ginge kalau tertawa. Yaiyalah yah masa tertawa pake upil. Gambar di atas dicekrekk beberapa tahun lalu. Setelah melihat personil dalam gambar tersebut sudah tumbuh jadi remaja SMP dan SMK sekarang, saya tertarik untuk menulis dan save foto mereka tersebut di blog ini. Jika bertemu, panggil saja mereka Nia atau Stefania (perempuan baju merah) dan Norbet (laki2 di depan Nia). Senyuman duo klutong itu merokah seperti sorgum yang subur tak sabar menyambut tuannya segera mem